Selasa, 20 Maret 2012

Evolusi Teori Manajemen


Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali munculnya manajemen klasik,
yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.

Robert Owen (1771 – 1858). Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Scotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.

Charles Babbage (1792 – 1871). Seorang professor matematika dari inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.


MANAJEMEN ILMIAH

Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick W. Taylor sekitar tahun 1900-an. Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :

1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, agar sebagai contoh, metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan Pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Aliran manajemen ilmiah (scientific management) juga ditandai kontribusi-kontribusi dari beberapa tokoh yang lain seperti yang akan diuraikan dibawah ini:

Frank dan Lilian Gilberth (1868 – 1924 dan 1878 -1972).

Frank gilberth seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan “cara terbaik pengerjaan suatu tugas”.

Lilian Gilbert

Dia lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.

Henry L. Gantt (1861 – 1919)

Mengemukakan gagasan-gagasan 
(1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
(2) seleksi ilmiah tenaga kerja, 
(3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan 
(4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci. Namun kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai ”Bagan Gantt” (Gantt Chart), untuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi.

Harrington Emerson (1853 – 1937).

Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yaitu :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, dan akurat.
7. Pemberian Perintah
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan
9. Kondisi yang distandardisasi
10. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar
11. balas jasa efisiensi


Sumbangan dan keterbatasan Manajemen Ilmiah

 Manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan. Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisme manajemen.

TEORI ORGANISASI KLASIK

Henri Fayol (1841 – 1925)

Fayol mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks.

James D. Mooney

Mooney mengkategorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Dia mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu.

Mary Parker Follet (1868 -1933)

Follet dan Barnard bertindak sebagai “jembatan” antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.

Chaster I. Barnard (1886 – 1961)

Dia memandang organisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Menurutnya lagi fungsi-fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dn pengadaan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.


ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWI

 Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Sehingga “sisi prilaku manusia” dalam organisasi menjadi penting.

Dibawah ini ada beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo Munsterbeg (1863 – 1916)

Dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas. Yaitu (1) penemuan best possible person, (2) penciptaan best possible work, (3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Elton Mayo (1880 – 1949)

Mayo menemukan penemuan penting bahwa perhatian khusus (seperti perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi yang dilakukan manajemen puncak) sangat memepengaruhi usaha-usaha para karyawan. Karena makhluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih respontif terhadap dorongan kelompok kerja.

Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan Manusiawi
 Penekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Aliran manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan.

 Akan tetapi konsep makhluk sosial tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja. Perbaikan-perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas yang dramatik seperti yang diharapkan. Lingkungan sosial di tempat kerja hanya salah satu dari beberapa faktor yang saling berinteraksi yang mempengaruhi produktivitas dan hal-hal ini marupakan sebagian keterbatasan teori hubungan manusiawi.

 ALIRAN MANAJEMEN

 Manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Pertama dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi).

1. PERILAKU ORGANISASI
perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :

1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2. Douglas McGregor dengan teori X dan Y nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua factor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (manajerial grid).
5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat system manajemen.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sisstem sosial atau system antar hubungan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar