Sistem manajemen lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
perusahaan terhadap lingkungan dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan
dalam setiap keputusan bisnis dan proses produksi perusahaan. Perusahaan
manufaktur adalah perusahaa yang memiliki potensi besaruntuk memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan
diharapkan perusahaan manufaktur dapat mengurangi dampak buruknya terhadap
lingkungan. Belakangan ini sistem manajemen lingkungan dipercaya dapat
memberikan benefit yang besar kepada perusahaan, khususnya dalam aspek
finansial. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana dampak penerapan
sistem lingkungan hidup dan biaya penerapan yang dikeluarkan perusahaan
untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan manufaktur.
Sistem manajemen lingkungan
Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalahsekeliling
tempatdimana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah
dansumberdaya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan diantaranya.Sedangkan pengertian
sistem manajemen lingkungan menurut Pertamina,dalam
situsnyawww.pertamina.comadalah suatu sistem manajemen yang mengidentifikasikan,
memahami dan mengendalikan dampak negative perusahaan terhadap lingkungan hidup.
Sistem manajemen lingkungan menurut FORKOM LK3 PERTAMINA-KPS adalah suatu
bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mempunyaistandar untuk membuat
kebijakan dan tujuan atau
objective
dengan memasukan persyaratan hukum dan lainnya dan informasi
dampaklingkungan signifikan.Dari dua definisi mengenai sistem manajemen
lingkungan tersebut, makadapat disimpulkan bahwa pengertian sistem manajemen
lingkungan adalah suatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang memiliki
standar untuk membuat kebijakan dan tujuan serta objektif sesuai denganpersyaratan
hukum dan dampak lingkungan yang signifikan, serta mengidentifikasikan, memahami
dan mengendalikan damoak negatif perusahaan terhadap lingkungan. Belakangan ini,
perusahaan telah tertarik untuk menerapkan system manajemen lingkungan
dikarenakan dampak positif yang akan didapatkanoleh perusahaan baik dalam aspek
lingkungan dan kinerja keuangan.
Sepert iyang dinyatakan oleh Stead dan Stead
(1992) :…sistem manajemen lingkungan telah diartikan sebagai maksud bagi perusahaan
untukmengaplikasikan isu lingkungan terhadap manajemen bisnis secara sistematis
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dengan membangun
proses danproduk yang secara bersamaan dapat memperkuat daya kompetitif
perusahaan danmeningkatkan kelestarian lingkungan sekitar perusahaan
Struktur biaya penerapan sistem manajemen lingkungan
Untuk dapat melihat struktur biaya penerapan sistem manajemenlingkungan
dengan lebih jelas, maka penulis mengadopsi kerangka kerjacost of quality,
seperti yang dilakukan oleh Watson dan Polito (2002) :…adaptasi penggunaan kerangka kerja cost of quality untuk menyediakan
kerangka kerjayang dapat menghubungkan antara kualitas lingkungan hidup dengan
kinerja keuangan,environment cost of quality.
Berdasarkan kerangka kerja :
cost of quality : kita akan dapat mengidentifikasistruktur biaya penerapan sistem manajemen
lingkungan menjadi empat bagian, yaitu :
1.Internal failure costs
Yaitu biaya yang berkaitan dengan
lingkungan internal perusahaanseperti biaya yang timbul dikarenakan keperluan
untuk reklamasilingkungan yang terkena dampak dari racun yang dihasilkan
produksi,biaya yang akan dikeluarkan karena timbulnya sampah dan polusi,biaya
yang akan dikeluarkan sebagai kompensasi terhadap karyawanyang mengalami
kecelakaan saat bekerja, dan lain-lain.
2.External failure costs
Yaitu biaya yang berkaitan dengan
lingkungan eksternal perusahaan,seperti hilangnya
market share
yang diakibatkan sentimen pasar,biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat
dampak buruk dari sampahatau polusi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar
perusahaan.
3.Appraisal costs
Yaitu biaya yang berkaitan dengan
aktifitas monitoring dari penerapansistem manajemen lingkungan tersebut.
4.Prevention costs
Yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam upaya untuk mencegah pengerusakan lingkungan lebih lanjut,
seperti desain ulangproduk yang lebih ramah lingkungan, desain ulang kontrol
terhadap penggunaan energy, desain untuk penanggulangan sampah danpolusi, dan
lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan sampah itu sendiri, adalah apapun
yangtidak memiliki nilai terhadap perusahaan (Schonberger, 1982).
Melalui kerangka kerja cost of quality ini, sistem manajemen lingkungan akan
dapat mengidentifikasikan sumber-sumber biaya yang dapat dikurangi dengan
pemberdayaan sumber daya yang lebih efisien. Memberikan kemungkinan untuk
memberdayakan bahan daur ulang ataupun bahan yangs elama ini tidak terberdayakan
dengan maksimal. Selanjutnya perusahaanakan dapat mendesain ulang kerangka
kerja yang tidak efisien menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dampak negative perusahaan terhadap lingkungan (Ward, 1994,
Borri dan Boccaletti, 1995).
2.Pabrik Lockhead Martin’s Syracuse mengurangi limbah airnyasebanyak 86%
dan mengurangi limbah padat sebesar 78% (Moretz,2000)3.Perusahaan manufaktur di
Michigan yang berskala menengah berhasilmenghemat sebanyak $20,000 pertahunnya
setelah menerapkan sistem manajemen lingkungan (Hogarth, 1999)Perusahaan-perusahaan
tersebut dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan secara efektif dan
berkesinambungan sehingga tercapai penghematan biaya yang konsisten dan
signifikan. Sistem manajemenlingkungan itu sendiri menurut McCallum dan
fredericks (1996) bukanlahsuatu ramuan ajaib yang akan menyelamatkan dunia
maupun perusahaan ataupun dewan direksi perusahaan tersebut. Sistem manajemen
lingkungan hanyalah sebuah sistem manajemen yang membantu perusahaan
untukmematuhi peraturan mengenai lingkungan dan membantu perusahaan untuk mengelola,
mengontrol dan meningkatkan kinerja perusahaan terhadap lingkungan.
Pengaruh penerapan sistem manajemen lingkungan terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Penerapan sistem manajemen lingkungan membutuhkan biaya untuk memastikan
sistem tersebut berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Bagi sebagian besar
perusahaan yang belum berpengalaman dalammenerapkan sistem ini, maka biaya yang
diperlukan akan relative lebihbesar dibandingkan perusahaan yang sudah
berpengalaman dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan kedalam tubuh
perusahaannya. Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Institut
Teknologi Madrasterhadap perusahaan manufaktur di India yang menunjukan
bahwa perusahaan manufaktur yang berpengalaman dan benar-benar mengerti
mengenai sistem manajemen lingkungan akan dapat menerapkan sistem tersebut
dengan lebih efektif dan berkesinambungan sehingga dapat meraih benefit yang
lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur lain yang kurang
berpengalaman. Yang mejadi permasalahan adalah, selain dapat membantu
perusahaanuntuk mencapai penghematan dalam biaya operasional, apakah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan
memiliki hubungan yang negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan?. Dalam
riset yang sama, institut teknologi madagaskar meneliti pengaruh biaya yang
dikeluarkan oleh sepuluh perusahaan manufaktur untuk menerapkan sistem manajemen
lingkungan secara berkesinambungan, terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan
tersebut diwakilkan dengan rasio keuangan yang mengindikasikan kinerja
keuangan perusahaan seperti :
- Price to earnings ratio
- Market to book ratio
- Return on invested capital
- Return on assets
- Profit margin
- Operating margin
- Beta
Dari hasil riset tersebut diambil kesimpulan bahwa besarnya biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur dalam menerapkan sistemmanajemen
lingkungan tidak secara signifikan mengganggu profitability perusahaan tersebut.
Penerapan sistem lingkungan hidup akan membantu perusahaan manufakturuntuk
memangkas biaya operasional secara signifikan bila sistem diterapkan secara
efektif dan berkesinambungan. Bagi perusahaan yang belum berpengalaman dalam
menerapkan sistem ini, biaya yang akan dikeluarkan untuk menerapkan sistem
manajemen lingkungan akan relative lebih besardibandingkan dengan perusahaan
yang sudah lebih berpengalaman dalam menjalankan programnya. Perusahaan yang
baru mengadopsi sistem manajemen lingkungan akan membuat perubahan-perubahan
dalam prosesproduksi dan setiap keputusan bisnisnya. Akan tetapi biaya
penerapan sistem lingkungan hidup yang dikeluarkan akan tertutupi
dengan penghematan biaya operasional yang akan dicapai tiap tahunnya.
Besarnya biaya penerapan sistem manajemen lingkungan dinilai tidak
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sehingga semakin
jelas bahwa benefit yang akan didapat jika perusahaan berhasil menerapkansistem
lingkungan hidup secara efektif dan berkesinambungan akan lebih besar
dibandingkan dengan biaya penerapan sistem yang dikeluarkan olehperusahaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar