Selasa, 20 Maret 2012

Pengaruh Lingkungan Terhadap Manajemen


Sistem manajemen lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan dalam setiap keputusan bisnis dan proses produksi perusahaan. Perusahaan manufaktur adalah perusahaa yang memiliki potensi besaruntuk memberikan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan diharapkan perusahaan manufaktur dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan. Belakangan ini sistem manajemen lingkungan dipercaya dapat memberikan benefit yang besar kepada perusahaan, khususnya dalam aspek finansial. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana dampak penerapan sistem lingkungan hidup dan biaya penerapan yang dikeluarkan perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan manufaktur.


Sistem manajemen lingkungan

Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalahsekeliling tempatdimana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah dansumberdaya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan diantaranya.Sedangkan pengertian sistem manajemen lingkungan menurut Pertamina,dalam situsnyawww.pertamina.comadalah suatu sistem manajemen yang mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan dampak negative perusahaan terhadap lingkungan hidup.


Sistem manajemen lingkungan menurut FORKOM LK3 PERTAMINA-KPS adalah suatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mempunyaistandar untuk membuat kebijakan dan tujuan atau
objective
dengan memasukan persyaratan hukum dan lainnya dan informasi dampaklingkungan signifikan.Dari dua definisi mengenai sistem manajemen lingkungan tersebut, makadapat disimpulkan bahwa pengertian sistem manajemen lingkungan adalah suatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang memiliki standar untuk membuat kebijakan dan tujuan serta objektif sesuai denganpersyaratan hukum dan dampak lingkungan yang signifikan, serta mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan damoak negatif perusahaan terhadap lingkungan. Belakangan ini, perusahaan telah tertarik untuk menerapkan system manajemen lingkungan dikarenakan dampak positif yang akan didapatkanoleh perusahaan baik dalam aspek lingkungan dan kinerja keuangan.
 Sepert iyang dinyatakan oleh Stead dan Stead (1992) :…sistem manajemen lingkungan telah diartikan sebagai maksud bagi perusahaan untukmengaplikasikan isu lingkungan terhadap manajemen bisnis secara sistematis untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dengan membangun proses danproduk yang secara bersamaan dapat memperkuat daya kompetitif perusahaan danmeningkatkan kelestarian lingkungan sekitar perusahaan
Struktur biaya penerapan sistem manajemen lingkungan
Untuk dapat melihat struktur biaya penerapan sistem manajemenlingkungan dengan lebih jelas, maka penulis mengadopsi kerangka kerjacost of quality,

 seperti yang dilakukan oleh Watson dan Polito (2002) :…adaptasi penggunaan kerangka kerja cost of quality untuk menyediakan kerangka kerjayang dapat menghubungkan antara kualitas lingkungan hidup dengan kinerja keuangan,environment cost of quality.

Berdasarkan kerangka kerja :

cost of quality : kita akan dapat mengidentifikasistruktur biaya penerapan sistem manajemen lingkungan menjadi empat bagian, yaitu :

1.Internal failure costs

 Yaitu biaya yang berkaitan dengan lingkungan internal perusahaanseperti biaya yang timbul dikarenakan keperluan untuk reklamasilingkungan yang terkena dampak dari racun yang dihasilkan produksi,biaya yang akan dikeluarkan karena timbulnya sampah dan polusi,biaya yang akan dikeluarkan sebagai kompensasi terhadap karyawanyang mengalami kecelakaan saat bekerja, dan lain-lain.

2.External failure costs

 Yaitu biaya yang berkaitan dengan lingkungan eksternal perusahaan,seperti hilangnya
market share
yang diakibatkan sentimen pasar,biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat dampak buruk dari sampahatau polusi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan.

3.Appraisal costs

 Yaitu biaya yang berkaitan dengan aktifitas monitoring dari penerapansistem manajemen lingkungan tersebut.

4.Prevention costs

 Yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam upaya untuk mencegah pengerusakan lingkungan lebih lanjut, seperti desain ulangproduk yang lebih ramah lingkungan, desain ulang kontrol terhadap penggunaan energy, desain untuk penanggulangan sampah danpolusi, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan sampah itu sendiri, adalah apapun yangtidak memiliki nilai terhadap perusahaan (Schonberger, 1982).

Melalui kerangka kerja cost of quality ini, sistem manajemen lingkungan akan dapat mengidentifikasikan sumber-sumber biaya yang dapat dikurangi dengan pemberdayaan sumber daya yang lebih efisien. Memberikan kemungkinan untuk memberdayakan bahan daur ulang ataupun bahan yangs elama ini tidak terberdayakan dengan maksimal. Selanjutnya perusahaanakan dapat mendesain ulang kerangka kerja yang tidak efisien menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak negative perusahaan terhadap lingkungan (Ward, 1994, Borri dan Boccaletti, 1995).


2.Pabrik Lockhead Martin’s Syracuse mengurangi limbah airnyasebanyak 86% dan mengurangi limbah padat sebesar 78% (Moretz,2000)3.Perusahaan manufaktur di Michigan yang berskala menengah berhasilmenghemat sebanyak $20,000 pertahunnya setelah menerapkan sistem manajemen lingkungan (Hogarth, 1999)Perusahaan-perusahaan tersebut dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan secara efektif dan berkesinambungan sehingga tercapai penghematan biaya yang konsisten dan signifikan. Sistem manajemenlingkungan itu sendiri menurut McCallum dan fredericks (1996) bukanlahsuatu ramuan ajaib yang akan menyelamatkan dunia maupun perusahaan ataupun dewan direksi perusahaan tersebut. Sistem manajemen lingkungan hanyalah sebuah sistem manajemen yang membantu perusahaan untukmematuhi peraturan mengenai lingkungan dan membantu perusahaan untuk mengelola, mengontrol dan meningkatkan kinerja perusahaan terhadap lingkungan.
Pengaruh penerapan sistem manajemen lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penerapan sistem manajemen lingkungan membutuhkan biaya untuk memastikan sistem tersebut berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Bagi sebagian besar perusahaan yang belum berpengalaman dalammenerapkan sistem ini, maka biaya yang diperlukan akan relative lebihbesar dibandingkan perusahaan yang sudah berpengalaman dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan kedalam tubuh perusahaannya. Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Institut Teknologi Madrasterhadap perusahaan manufaktur di India yang menunjukan bahwa perusahaan manufaktur yang berpengalaman dan benar-benar mengerti

mengenai sistem manajemen lingkungan akan dapat menerapkan sistem tersebut dengan lebih efektif dan berkesinambungan sehingga dapat meraih benefit yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur lain yang kurang berpengalaman. Yang mejadi permasalahan adalah, selain dapat membantu perusahaanuntuk mencapai penghematan dalam biaya operasional, apakah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan memiliki hubungan yang negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan?. Dalam riset yang sama, institut teknologi madagaskar meneliti pengaruh biaya yang dikeluarkan oleh sepuluh perusahaan manufaktur untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan secara berkesinambungan, terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan tersebut diwakilkan dengan rasio keuangan yang mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan seperti :

  1. Price to earnings ratio
  2. Market to book ratio
  3. Return on invested capital
  4. Return on assets
  5. Profit margin
  6. Operating margin
  7. Beta


Dari hasil riset tersebut diambil kesimpulan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur dalam menerapkan sistemmanajemen lingkungan tidak secara signifikan mengganggu profitability perusahaan tersebut.

Penerapan sistem lingkungan hidup akan membantu perusahaan manufakturuntuk memangkas biaya operasional secara signifikan bila sistem diterapkan secara efektif dan berkesinambungan. Bagi perusahaan yang belum berpengalaman dalam menerapkan sistem ini, biaya yang akan dikeluarkan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan akan relative lebih besardibandingkan dengan perusahaan yang sudah lebih berpengalaman dalam menjalankan programnya. Perusahaan yang baru mengadopsi sistem manajemen lingkungan akan membuat perubahan-perubahan dalam prosesproduksi dan setiap keputusan bisnisnya. Akan tetapi biaya penerapan sistem lingkungan hidup yang dikeluarkan akan tertutupi dengan penghematan biaya operasional yang akan dicapai tiap tahunnya. Besarnya biaya penerapan sistem manajemen lingkungan dinilai tidak mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sehingga semakin jelas bahwa benefit yang akan didapat jika perusahaan berhasil menerapkansistem lingkungan hidup secara efektif dan berkesinambungan akan lebih besar dibandingkan dengan biaya penerapan sistem yang dikeluarkan olehperusahaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar